Sebulan aku mengurus rumah, aku sudah tdk sanggup, apalagi sering aku
tinggal ke luar kota. Aku kemudian mencoba mencari pembantu untuk
mengurus dan membersihkan rumahku. Saat aku mencari makan di perbatasan
Tasikmalaya sepulang aku dari rumahku di Magelang, aku coba menanyakan
kepada salah satu pelayan warung makan yg lumayan manis dan montok walau
kulitnya agak gelap.
“Mbak, mau nanya boleh?” kataku pada seorang pelayan warung makan saat aku makan siang
“Iya mas, ada apa?” jawabnya
“Mbak tau tempat untuk mencari pembantu rumah tangga di sekitar sini?” tanyaku
“Emang masnya nyari pembantu untuk siapa dan dimana tinggalnya?” tanyanya
“Untuk saya dong, rumah saya ngga ada yg ngurus kalo saya tinggal,
apalagi kalo keluar kota. Selain itu saya masih sendiri mbak. Kalo bisa
yg bisa masak sekalian, biar ngga repot kalo saya tinggal di Jakarta”
jawabku
“Kalo gajinya mas?” tanyanya lagi
“Berapa mbak rata-rata gaji pembantu disini ?” tanyaku
“Saya kurang tahu mas, tp kalo saya disini digaji 600 ribu sebulan” jawabnya
“Ooo…..kalo mau ya saya gaji 850 ribu deh plus makan, tempat tinggal dan MCK ditanggung” kataku sambil bergurau
“Kalo gitu saya aja mas, tp gajinya digenepin yah jadi 1 juta gitu” katanya menawarkan diri sambil tersenyum
“Masalah gaji sih ngga masalah, tp suami apa orangtua mbak keberatan nggak?” tanyaku sambil menyelidik
“Saya udah cerai kok mas, jadi agak bebas. Kalo orangtua saya nggak masalah” jawabnya
“Oya, nama mbak siapa? Dari tadi aku lupa nanya nama. Saya Yudi ” kataku
“Kalo saya Tyas, lengkapnya Tyas Nurlela” jawabnya
Akhirnya aku menunggunya untuk ngomong sama pemilik warung dan ketika
pemilik warung mengantar Tyas ke mejaku, aku berdiri dan ngomong kepada
pemilik warung agar mengerti. Dia mengangguk dan mendoakan Tyas agar
berhasil ikut aku.
Keesokan harinya aku bangun dan saat menuju kamar mandi, aku lihat Tyas
sedang mengepel lantai. Di meja makan sudah tersedia segelas kopi panas
dan nasi goreng. Setelah aku mandi aku lalu sarapan dan sempat aku lihat
Tyas mengepel lantai dlm posisi membungkuk. Terlihat pantatnya yg indah
membulat bergerak-gerak dan membuat aku terangsang.
Saat ada adegan percintaan yg agak panas, kurasakan nafasnya terasa
berat. Akupun segera mendekatkan posisi dudukku sampai disamping
badannya.
BANDARQ I ADUQ I DOMINIQQ I BANDARPOKER I POKER I CAPSASUSUN I SAKONG
“Yas, serius bener nonton filmnya?” tanyaku
“Ehh…..mas Yudi emangnya ngga serius?” jawabnya
“ Hehehe…kalo bagian gituan aku pasti serius” candaku
“Bagian yg mana? Ooo….pasti bagian yg buka-bukaan ya…” katanya sambil tersenyum.
“Iya dong, kalo dulu kamu ama suamimu dulu gimana?” Kataku sambil tertawa
“Ihh….mas Yudi ini ada ada aja” katanya sambil tersenyum
“Ceritain dong….jadi penasaran nih..” kataku sambil mendekatkan tubuhku ke tubuhnya
“Malu ah…pamali atuh….” Katanya sambil mencubit pinggangku
“Dulu pasi enak terus dong ama suami yg sudah ahli” kataku sambil membalas mencubit pinggangnya
“Ihh….sakit dong mas…Suamiku dulu dah ngga kuat kok, aku aja ngga ngerasa” katanya
“Mosok…..bisa dong diajarin…” kataku
“Yee….ama pacar mas atuh. Mosok ama saya, saya kan jelek. Janda lagi” katanya
“Aku belum punya pacar koq. Masih seneng sendiri” kataku sambil merangkul Tyas dan tdk ada tanda penolakan
Setelah itu aku menawarkan untuk memutar film yg lebih hot. Tyas yg
penasaran segera mengiyakan tawaranku. Segera aku ambil VCD XXX romantis
dari kamarku. Setelah itu aku duduk disamping Tyas dan merangkul
pinggulnya. Terlihat seorang cewek Jepang sedang bercakap cakap dgn
lelaki bule dan saling merangsang. Kemudian meraka terlibat percintaan
yg lembut dan romantis.
30 menit kemudian, Tyas ternyata sudah sangat terangsang melihat adegan
tersebut dan akupun yg sudah tegang, lalu mencium pipinya. Ketika dia
menoleh ke arahku, segera aku cium bibirnya yg tipis dan dia membalas
dgn lembut. Tanganku mulai menjelajahi toketnya yg montok dan menantang.
“Mass….jangaannn..ntar keterusan….” Kata Tyas pelan sambil tangannya
menolak badanku lembut, tp aku pegang tangannya hingga tubuhnya terpojok
di sudut sofa.
Tangannya memegang badanku dan berusaha mendorongku hingga aku harus
memegang kedua tangannya dgn tangan kiriku. Aku tdk memperdulikan
omongan Tyas dan terus mencium bibir dan lehernya. Tangan kananku juga
bergerilya kearah meqinya dan ketika sampai di meqinya, ternyata celana
dalamnya sudah basah.
“Masss………..janggaaann……..” katanya dan segera aku sumpal bibirnya dgn
bibirku sampai lidahku masuk dan mempermainkan lidahnya. Tanganku segera
bergerilya kembali di toket dan pusarnya.
Setelah meqinya banjir aku lalu mencium bibirnya lagi dan disambut dgn
pagutan bibirnya yg ganas. K0ntolku aku arahkan ke lubang meqinya. Aku
sangat kesulitan memasukkan k0ntolku dan lama, sampai akhirnya kepala
k0ntolku terselip di celah meqinya. Setelah itu aku dorong perlahan
k0ntolku dan perlahan mulai masuk sedikit K0ntolku serasa dijepit keras
oleh meqi Tyas.
“Masss…..” dasah Tyas saat k0ntolku mulai masuk dlm meqinya
Aku kemudian memasukkan lagi k0ntolku dan aku menyodok lembut meqinya
sampai sepertiga k0ntolku masuk. Tyas mulai mengelinjang keenakan dan
k0ntolku terasa terhalang oleh suatu lapisan. Aku kemudian menarik
k0ntolku dan kemudian mendorong kuat k0ntolku dlm meqi Tyas.
“Ahh…masss…….sakiitttt….” teriak Tyas saat k0ntolku masuk dan mentok sampai dinding rahimnya
“Tenang Yas….abis ini kamu akan merasa enak dan merasa diawang-awang” kataku sambil mencium pipi dan bibirnya yg masih tertutup.
Sekitar 2 menit aku mendiamkan k0ntolku sambil mulutku menghisap dan
menjilati pentilnya yg mengacung tegak. Kemudian aku mulai menggerakkan
k0ntolku maju mundur dgn lembut. Disertai ciuman dan jilatan di
tubuhnya.
“Ooohh…masss…..enaaaakkk……” desah Tyas ketika sodokanku mulai lancar dlm meqinya
“Meqimu juga enak sayang…..sempit banget..” desahku sambil menyodok dgn kecepatan sedang
“Kecepok…kecepok….kecepok….” suara k0ntolku beradu dgn meqinya yg sudah banjir
Setelah 10 menit, aku merasakan k0ntolku dijepit dan disedot keras oleh
meqi Tyas. Yg merupakan tanda bahwa Tyas mengalami orgasme.
“Masssss…..akuuu…keeee….luuaaaarrrr……..” Jerit Tyas sambil tangannya menjambak rambutku dan kakinya mengapit erat pinggulku.
“OOhhh…..masssss……” desah Tyas yg dilanda nafsu birahi kembali
“Tyas…meqimu memang seret…..aku sukaaa….” Desahku
Saat spermaku mulai menyembur, aku rasakan Tyas kembali mengalami
orgasme. Tangannya mencakar punggungku dan kakinya mengapit pahaku.
Akhirnya setelah puas menyemburkan spermaku, aku tidur disamping Tyas yg
sudah lemas tak berdaya. Tanganku memeluk erat tubuhnya dan nafas kami
yg terengah-engah terdengar di seluruh kamar.
Hujan yg tdk kunjung berhenti sangat membantu suasana percintaan kami,
dan tdk mungkin tetanggaku tahu bahwa kami sedang bercinta. Sempat aku
lihat jam dinding yg menunjukkan pukul 12 malam. Berarti kami telah
bercinta hampir 2,5 jam. Setelah itu kami tertidur pulas tanpa pakaian
yg menempel.
No comments:
Post a Comment